Meja Ravenclaw
Meja Ravenclaw
Anak itu mengulurkan tangannya sambil tersenyum. Anak yang baik. Freyja balas tersenyum, mengulurkan namanya, dan mengangguk-ngangguk tanda mengerti ketika anak itu bicara panjang lebar tentang dia-mengetahui-nama-Freyja-dan-Freyr-karena-memperhatikan-saat-seleksi dan tentang cukup-aneh-sering -bertemu-tapi belum-berkenalan. Freyja menganggk bersemangat lagi, sambil melepaskan tangannya setelah menjabat tangan anak itu. Freyja melepaskan tangannya, begitu pula permen yang asalnya berada dalam genggamannya. Saat menjabat anak itu tadi, Freyja sedang menggenggam sebuah permen coklat, dan saat menjabat tangan si anak laki-laki-yang-biasanya-dengan-monyet itu, Freyja dengan sengaja menyekipkannya di tangan anak itu.
"Untukmu." katanya sambil membuka sebungkus permen lagi dan mengulumnya Anak itu menyebutkan namanya --Satoshi Takayama, sungguh Jepang-- dan membetahu bahwa anak perempuan yang biasanya bersamanya adalah Yuka Ueda --nama yang sangat Jepang juga-- dan dia masuk Gryffindor. Satoshi juga tak lupa memperkenalkan seorang anak berambut pirang yang tadi sedang mengobrol dengan Satoshi, Louisa Napoleon. Nama yang cukup keren. Napoleon.
Freyja menoleh ketika seorang laki-laki yang nampaknya sudah tingkat atas, nampak bicara dan bercanda --mungkin lebih tepat saling ejek-- dengan Satoshi. Freyja memperhatikannya sejenak, lalu memalingkan wajahnya ke meja guru. Seorang guru baru memperkenalkan diri sebagai guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam, dan diakuinya dia cukup tampan. Rahangnya tegas, sorot matanya tajam, dan alisnya pun bagus. Freyja terkikik begitu memikirkan, pasti pelajaran PTIH pertamanya akan begitu menyenangkan --begitu pula bagi anak-anak perempuan lain. Pasti rasanya akan berbeda jika diajar oleh seorang guru yang masih muda, tampan, dan enerjik. Semoga saja gurunya tidak menyebalkan dan tidak pelit nilai.
“Freyja, Napoleon, mohon bantuannya karena untuk tujuh tahun ke depan—kita akan satu asrama. Oh, aku baru sadar kalau nama kalian, Lovecraft bersaudara, adalah nama Dewa-dewi bersaudara dalam Mitologi Yunani. Menarik,”. Freyja menoleh lagi ke arah Satoshi begitu anak itu kembali berbicara. Apalagi ketika Satoshi bilang bahwa namanya menarik, Freyja langsung menarik bibirnya membentuk sebuah lengkungan --senyuman. Senyuman yang bersemangat, diikuti matanya yang langsung berbinar. "Tentu saja, mohon bantuannya. Eh kau tahu?" tanyanya sedikit kaget, "Namaku --Freyja-- adalah nama Dewi Cinta dan Kecantikan dalam mitologi Yunani. Ada yang bilang Dewa Kesuburan dan Panen, aku juga bingung. Tapi menurutmu, aku pantas tidak memiliki nama seperti itu?" katanya sambil menunjuk dirinya sendiri, nampak bersemangat.. “Kenapa Freyr bisa ke Slytherin?”, Satoshi bertanya lagi, kali ini dengan pertanyaan yang berbeda jenis. Raut muka Freyja mendadak datar mendengar pertanyaan dari Satoshi. Pertanyaan ini lagi...Freyja sendiri tidak tahu jawabannya. Dari tadi dirinya sibuk berpikir, tapi tetap tidak bisa menemukan jawabannya, mengapa Freyr masuk Slytherin --mungkin si topi salah memasukkannya ke Ravenclaw, Freyja sama sekali tidak pintar!.
"Err...aku juga...kurang tahu." kata Freyja sambil berusaha tersenyum, namun terlihat janggal, "Eh biar kuberitahu arti nama Freyr," katanya mencoba mengalihkan perhatian, "Freyr itu artinya...kesuburan, matahari, dan hujan. Mungkin Freyr kali ya yang Dewa kesuburan dan panen, haha aku jadi pusing Satoshi." kata Freyja sambil menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal. Dirinya lalu menoleh ke arah Louisa --teman barunya. "Mungkin kau mau memberitahu kami, apa arti namamu, sepertinya menarik." katanya lagi sambil melirik Satoshi. Tapi ternyata pandangan mata Satoshi sedang melirik ke atas, melirik sesuatu entah apa.
Penasaran, Freyja menggerakkan matanya, mengalihkan pandangannya mengikuti arah pandangan Satoshi. Dan yang dilihatnya kemudian benar-benar...WOW. Sosok putih itu melayang, transparan, dan berkilauan bak mutiara. Tak bisa disentuh, tak bisa menyentuh. Hantu...Tengkuk Freyja langsung merinding, tapi dirinya tidak melepaskan pandangannya dari si hantu, melayang transparan hanya beberapa senti di dekat Freyja, menakjubkan!. "Nona hantu...apa kau mau permen?" katanya refleks begitu Freyja bisa menguasai kekagumannya.
Label: freyja, meja ravenclaw
comments (0)